Apa Itu 'Sexting' di ChatGPT?
Jadi, apa sih yang dimaksud dengan 'sexting' di sini? Singkatnya, ini adalah percakapan yang bersifat erotis antara pengguna dan chatbot. Hal ini kini resmi diumumkan oleh Sam Altman, CEO OpenAI, yang mengungkapkan bahwa pada bulan Desember mendatang, ChatGPT akan semakin longgar dalam hal moderasi, memberikan akses lebih kepada pengguna dewasa untuk melakukan percakapan yang lebih bersifat intim. Namun, tentu saja, ada syaratnya. Pengguna harus terverifikasi sebagai orang dewasa untuk mengakses fitur ini.
Altman menyebutkan bahwa OpenAI selama ini terlalu ketat dalam membatasi konten ChatGPT demi menjaga kesehatan mental penggunanya. Meskipun itu membuat banyak orang merasa kurang puas, mereka memutuskan untuk memberikan sedikit kebebasan lagi, asalkan pengguna yang terlibat sudah berusia 18 tahun ke atas dan terverifikasi.
Kenapa ChatGPT Bisa Berubah Begitu?
Tentu, OpenAI nggak tinggal diam. Mereka meluncurkan GPT-5, sebuah model AI yang lebih canggih dengan sistem deteksi untuk mengidentifikasi perilaku pengguna yang mencurigakan. Bahkan, mereka mengembangkan fitur keamanan untuk anak-anak di bawah umur, supaya interaksi di ChatGPT lebih terkontrol.
Namun, masalah baru muncul ketika OpenAI mulai membuka ruang untuk percakapan erotis di platform mereka. Hal ini langsung menimbulkan pertanyaan besar: apakah ChatGPT akan semakin berisiko bagi pengguna yang rentan secara mental?
Siapa yang Bisa Akses Fitur Ini?
Jadi, siapa yang bisa menggunakan fitur 'sexting' ini? Tenang, OpenAI menjelaskan bahwa fitur ini hanya akan bisa diakses oleh pengguna yang sudah terverifikasi sebagai orang dewasa, dan mereka juga sedang membangun sistem prediksi usia untuk memastikan bahwa hanya yang berusia 18 tahun ke atas yang dapat mengaksesnya.
Namun, ada juga yang khawatir tentang bagaimana sistem ini akan bekerja. Kalau ternyata sistem prediksi usia salah, pengguna yang dianggap di bawah umur bisa diminta untuk mengunggah foto kartu identitas resmi mereka. Meski ini tentu mengundang kekhawatiran soal privasi, Altman menyebut bahwa ini adalah langkah yang perlu demi menjaga integritas sistem.
Apa Saja Dampak dari Keputusan Ini?
Namun, di sisi lain, keputusan ini bisa membawa dampak negatif bagi pengguna yang lebih rentan, seperti remaja atau mereka yang punya masalah kesehatan mental. Tanpa kontrol yang ketat, fitur ini bisa jadi bumerang yang justru memperburuk keadaan.
Bagaimana OpenAI Menghadapinya?
OpenAI berencana untuk terus mengembangkan fitur-fitur keamanan yang lebih canggih, termasuk dewan ahli di bidang kesehatan mental yang akan memberikan nasihat mengenai penggunaan AI secara aman. Meskipun begitu, masih banyak yang meragukan apakah langkah ini cukup efektif untuk melindungi pengguna rentan dari efek buruk penggunaan ChatGPT, terutama terkait konten erotis.
Namun, satu hal yang pasti, OpenAI tengah berusaha keras untuk memperluas basis penggunanya dan mengejar target satu miliar pengguna aktif mingguan. Hal ini akan mendorong mereka untuk terus berinovasi dalam menarik minat pengguna, meskipun terkadang kebijakan yang diambil bisa menimbulkan kontroversi.
Kesimpulan dan Pesan Bijak
Perubahan besar yang dihadirkan oleh OpenAI ini memang menjadi bahan pembicaraan yang hangat. Mengizinkan ChatGPT terlibat dalam percakapan erotis bisa jadi jalan baru untuk interaksi dengan AI, tetapi tetap ada pertanyaan besar mengenai seberapa aman fitur ini untuk semua kalangan.
Sebagai masyarakat, kita harus tetap waspada dan bijak dalam menggunakan teknologi. Jangan sampai, keinginan untuk terus berkembang justru membawa dampak negatif bagi kesehatan mental kita. Ingatlah selalu, bahwa teknologi hanya alat. Bagaimana kita menggunakannya, itu yang menentukan arah masa depan kita.
Jadi, mari kita jalani perkembangan ini dengan penuh kesadaran dan hati-hati. Jangan biarkan teknologi mengendalikan kita, tetapi kita yang mengendalikan teknologi (bd)**



0Comments